Selamat Datang Di Blog saya!
Saya Selaku Mohammad N Kholifatul, Berterima Kasih Atas Kunjungannya! Semoga Bermanfaat!

Sunday, 12 October 2014

Peta Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Kedatangan dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia di Nusantara

Menurut von Hiene Geldern,nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunnan di Cina Selatan, yaitu di antara sungai-sungai besar Yang-tse, Sungai Mekhong, dan Sungai Menam. Geldern berpendapat demikian karena ia menemukan benda-benda yang sama bentuknya di Yunnan dan di Indonesia, seperti kapak persegi dan kapak lonjong.

1. Bangsa Proto Melayu

Sekitar tahun 2.000 SM diduga bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) telah tiba di Kepulauan Nusantara. Bangsa yang pertama kali datang ke Indonesia menjadi pembawa kebudayaan neolithikum dalam dua cabang persebaran. Cabang pertama yaitu bangsa yang membawa kebudayaan kapak lonjong yang disebut sebagai ras Papua-Melanosoid. Arah persebarannya dari Yunnan lewat Filipina, kemudian ke Sulawesi Utara, Maluku, dan ada yang sampai ke Irian. Sedangkan cabang yang kedua adalah bangsa Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Arah gelombang cabang yang kedua ini dimulai dari Yunnan kemudian ke Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Jenis kebudayaan yang mereka bawa berupa kapak persegi.

2. Bangsa Deutero Melayu

Sekitar tahun 500 SM bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda) tiba di Kepulauan Nusantara. Mereka datang membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, di Vietnam Utara. Benda-benda logam yang mereka bawa di antaranya berupa nekara, candrasa, bejana perunggu, manik-manik, arca dan sebagainya. Rute persebaran nenek moyang dari kelompok Melayu Muda ini dimulai dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia Barat, lalu menuju tempat-tempat di Kepulauan Nusantara. Bangsa yang tiba pada gelombang terakhir ini masih tergolong ras Austronesia. Nenek moyang kita dari ras Papua-Melanesoid, Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid lantas melahirkan bermacam-macam suku bangsa yang tersebar di seluruh pelosok wilayah Nusantara seperti sekarang ini.
 
Agar lebih jelas bagaimana persebaran nenek moyang bangsa Indonesia, perhatikan bagan berikut!


Perhatikan peta penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia berikut ini!

Peta Penyebaran Nenek Moyang bangsa Indonesia (Sumber: Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, 1)
Peta Penyebaran Nenek Moyang bangsa Indonesia
(Sumber: Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, 1)

Cara Membuat Tombol Follow Di Blog

Cara Membuat Tombol Ikuti atau Berlangganan Facebook
Bagi para pemilik situs web atau blog sangatlah penting menggunakan minimal satu dari berbagai sosial plugin yang telah disediakan oleh webmaster Facebook. Selain untuk memperluas pertemanan di facebook, sosial plugin tersebut juga dapat berfungsi sebagai penarik pengunjung ke situs web atau blog kita. Sebab facebook merupakan indentitas terbanyak yang digunakan pengunjung ke situs-situs web seperti yang ditunjukkan dalam infografik dibawah ini.

Seperti tombol like (like botton), kotak komentar facebooktombol sharetombol ikuti/follow(Subscribe Button) dan lain-lain.
Pada postingan kali ini, admin akan share cara membuat tombol follow atau tombol ikuti (Subscribe Button). Langkah-langkah membuat tombol follow atau subcribe button adalah ssebagai berikut :
1. Masuk ke https://developers.facebook.com/docs/reference/plugins/follow/
2. Pada Get Your Follow Button Code :
Profile URL : isi dengan URL profil facebook kamu
Layout Style : pilih sesuai keinginanmu
Show Faces : cengklis jika ingin menampilkan profil pengikutmu.
Color Scheme : pilih terang atau gelap
Font : Jenis font
Width : Lebar widget tombol follow
3. Setelah selesai, klik Get Code, maka akan muncul seperti gambar dibawah ini :
4. Pilih IFRAME, dan copy semua kode tersebut.
5. kembali ke blogger, pilih tata letak > tambahkan gadget > pilih HTML/JavaScript. Pada kotak konten, pastekan kode tombol follow tadi.
6. Simpan dan lihat hasilnya.

Asal Usul Persebaran Nenek Moyang Indonesia Beserta Petanya

Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia - Manusia sekarang bukan keturunan dari Pithecantropus atau Meganthropus. Kita adalah keturunan manusia jenis Homo Sapiens. Seperti telah kalian pelajari sebelumnya, manusia jenis Homo Sapiens inilah yang ciri-cirinya mirip dengan manusia sekarang. Tahukah kalian dari mana asal mula nenek moyang bangsa Indonesia?


1. Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Menurut penyelidikan para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia bukan asli dari Indonesia. Jenis manusia Homo Sapiens ini terbagi atas tiga subspesies atau ras.
·         Ras Mongoloid: berkulit kuning, tinggi badan cukup, hidung menonjol sedikit (tidak mancung, tetapi juga tidak pesek), menyebar ke Asia Tengah, Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
·         Ras Kaukasoid: berkulit putih, tinggi, badan jangkung, hidung mancung, menyebar di Eropa dan Asia kecil (Timur Tengah).
·         Ras Negroid: berkulit hitam, bibir tebal, rambut keriting, menyebar di Afrika, Australia, dan Iran.

Hasil penyelidikan Von Hiene Geldern tentang penyebaran kapak persegi, menyimpulkan bahwa jenis manusia Homo Sapiens bukan asli dari Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia berasal daridaerah Campa, Cochin China, Kamboja, dan daerah-daerah di sepanjang pantai di Teluk Tonkin. Sementara itu, kalau dilihat dari pangkal kebudayaannya, mereka berasal dari wilayah Yunnan di Tiongkok Selatan. Mereka termasuk rumpun bangsa Austronesia. Rumpun bangsa Austronesia terdiri atas dua subspesies/ras, yaitu ras Mongoloid dan ras Austro Melanesoid. Mereka inilah nenek moyang bangsa Indonesia sesungguhnya.

2. Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pelaut ulung. Sejak 2000 SM hingga 50 SM, terjadi gelombang perpindahan penduduk dari bagian Asia (Yunan) ke wilayah nusantara. Pendapat ini dikuatkan dengan adanya kesamaan hasil kebudayaan yang ditemukan berupa beliung atau kapak persegi di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat. Alat berupa kapak persegi atau beliung ini juga ditemukan di Siam, Malaka, Burma, Vietnam, Kamboja, dan terutama di Yunnan. 

Penduduk dari Yunnan bergerak ke arah selatan sampai ke wilayah Vietnam. Sebagian menetap di wilayah ini, sebagian lagi melanjutkan perjalanan berlayar untuk mencari tempat tinggal yang baru. Dengan menggunakan perahu bercadik mereka secara bergelombang berlayar akhirnya sampai ke Kepulauan Nusantara. Tersebarlah orang-orang dari Yunnan itu ke nusantara. Mereka kemudian menetap dan mengembangkan kebudayaan di Indonesia. 

Info Untukmu!
Bagaimana dengan nasib Pithecantropus atau Meganthropus? Diperkirakan kedua jenis makhluk ini mengalami kepunahan, kemudian Tuhan menciptakan manusia jenis Homo Sapiens.
Adanya teori bahwa manusia berasal dari kera merupakan teori yang tidak mendasar. Untuk mengetahui lebih lanjut, kalian dapat mempela-jari berbagai jenis manusia purba melalui buku-buku di perpustakaan. Kalian dapat membaca buku karya Arnold J. Toynbee, Sejarah Umat Manusia ( ter j . ) , Yogyakar ta: PT Pustaka Pelajar, 2006.
 Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Gambar Asal usul Nenek Moyang Indonesia

Ternyata, kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia tidak serempak. Mereka datang secara bergelombang yang secara garis besar terbagi dalam dua gelombang. 

Gambar perahu bercadik

a. Gelombang Pertama
Gelombang pertama diperkirakan datang sekitar tahun 2000 SM–1500 SM. Dari Vietnam ini, rombongan orang-orang dari Yunnan terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama meneruskan perjalanan dan berlayar sampai ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan tempat-tempat lain, seperti di Kalimantan Barat. Kemudian, kelompok yang lain (kelompok kedua) berlayar ke arah perairan Laut Cina Selatan, terus ke Kepulauan Filipina, Sulawesi, Maluku sampai ke Irian.

Kelompok pertama yang berlayar ke wilayah Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan tempat-tempat lain, seperti di Kalimantan Barat termasuk ras Mongoloid. Mereka inilah yang membawa dan menyebarkan beliung atau kapak persegi ke berbagai daerah tersebut. Kapak persegi adalah alat yang sangat mendukung untuk mengerjakan sawah (untuk kegiatan pertanian). Daerah-daerah yang dilewati dan ditempati ras Mongoloid, seperti Malaka, Jawa, dan Sumatra merupakan daerah perkembangan pertanian.

Kelompok kedua yang bergerak dan berlayar sampai ke Sulawesi, Maluku, Irian, dan sekitarnya adalah orang-orang Ras Austro Melanesoid. Mereka inilah yang membawa dan menyebarkan kapak lonjong. Kapak lonjong ini umumnya menyebar di Indonesia bagian timur. Kapak lonjong banyak digunakan untuk bekerja di ladang, perkebunan, atau hutan.

Info Untukmu!
Perjuangan nenek moyang bangsa Indonesia merupakan semangat dan kerja keras yang perlu kita tiru. Mereka dengan gigih mengarungi lautan luas dengan peralatan sederhana. Mereka sadar akan bahaya yang dihadapi. Tetapi demi kemajuan masyarakatnya mereka rela melakukan-nya.

b. Gelombang Kedua
Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia gelombang kedua diperkirakan terjadi sekitar tahun 500 SM. Pada waktu itu, orang-orang Austronesia bergerak dari Tonkin, terus melewati Malaka (Malaysia) Barat. Mereka menyebar ke Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan sekitarnya. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia gelombang kedua ini hanya satu kelompok besar, yaitu orang-orang Austronesia. Mereka menyebar ke Indonesia melalui Indonesia bagian barat.

Orang-orang Yunnan ataupun Tonkin yang termasuk rumpun bangsa Austronesia, baik itu Ras Mongoloid maupun Austro Melanesoid, baik yang datang pada gelombang pertama maupun yang datang pada gelombang kedua, menetap di Kepulauan Indonesia. Mereka bercampur dan berpadu membentuk komunitas di Kepulauan Indonesia. Merekalah yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia. Dengan demikian, nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah mereka yang dikenal dengan Pithecantrhopus atau Meganthropus, melainkan orang-orang dari Yunnan yang datang secara bergelombang ke Indonesia.

Mengapa nenek moyang kita melakukan perjalanan sejauh itu? Diperkirakan pada masa tersebut situasi di Asia Tengah (termasuk daerah Yunnan) terjadi persaingan ketat antarsuku. Akibatnya, nenek moyang kita menyingkir untuk mencari kehidupan yang lebih aman. Selain itu, mereka juga ingin mendapatkan daerah baru yang lebih makmur untuk memenuhi kehidupannya. Karena dorongan untuk maju itulah, nenek moyang rela melakukan perjalanan jauh dengan peralatan sederhana. Padahal, mereka menghadapi rintangan yang ganas dan sulit.